VISI PAROKI:

Gereja Umat Allah yang dengan bimbingan Roh Kudus terus menerus membangun persekutuan sehati sejiwa, yang berpusat pada Yesus Kristus; berakar dalam komunitas jemaat Lingkungan, beriman mendalam, kokoh, dewasa, misioner dan memasyarakat

15 Juli 2007

Seminari Sebagai Jantung Keuskupan

Saudara-saudari dalam Kristus,
Paus bersama para Uskup sedunia lewat Dekrit tentang Pembinaan calon Imam menegaskan bahwa “Seminari adalah Jantung Keuskupan”. Jantung adalah organ tubuh yang sangat penting sehingga tanpa jantung yang baik, tubuh akan kehilangan tenaga, menjadi lemah dan bahkan mati. Semua organ tubuh kita penting dengan caranya sendiri menunjang kehidupan seluruh tubuh. Tetapi ada yang sangat sentral dan penting. Salah satunya adalah : jantung, karena itu setiap orang akan berusaha supaya jantungnya selalu sehat. Seminari adalah jantung keuskupan. Dengan ini diungkapkan bahwa pendidikan calon imam dan imam itu sendiri sangat penting bagi Gereja pada umumnya dan Keuskupan pada khususnya. Tanpa imam atau hierarki, Gereja kehilangan unsur pemersatunya, penggembala, pengajar dan pengudusnya. Karena itu perlu dibangun seminari di setiap Keuskupannya sejauh memungkinkan dan seminari yang sudah ada perlulah dijaga kelangsungan hidupnya. Masalah kita adalah dari 32 Seminari Menengah di Indonesia hampir 90% menderita kekurangan, bahkan amat rendah mutunya dibidang fasilitas belajar dan pembinaan kepribadian serta rohani, dengan gedung-gedung tuanya yang merana dan memprihatinkan termasuk kekurangan gizi. Dari kurang lebih 4200 siswa ada 1859 yang membutuhkan beasiswa. Banyak tenaga pengajar yang baik pindah ke sekolah lain karena seminari tidak mampu membayar gaji yang layak. Bagaimana bisa diharapkan hasil yang maksimal dari para calon pemimpin Gereja Indonesia? Syukur kepada Tuhan bahwa di Indonesia, panggilan calon Imam relative masih banyak. Ini membuktikan bahwa Gereja di Indonesia masih hidup. Dan tugas kita bersama untuk membantu dan memelihara Seminari-seminari yang ada di Indonesia, agar tidak mati, agar tidak menghasilkan imam yang kurang bermutu. Gereja membutuhkan bantuan setiap umat Katolik Indonesia berupa : doa untuk panggilan, usul dan saran yang berguna demi pengembangan pendidikan dan pembinaan di seminari serta bantuan dana. Doa merupakan salah satu hal dasar yang harus dilaksanakan sesuai permintaan permintaan Yesus sendiri : “Mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu (Mat 9:38)”. Doa harus dikombinasikan dengan pemberian usul serta saran. Doa dapat disempurnakan dengan memberikan dana atau derma. Doa harus mengiringi setiap pemberian usul, saran, dan dana. Berikut kutipan dari ketua komisi seminari KWI: “Sebagai Ketua Komisi Seminari KWI, saya meminta supaya kita semua berdoa untuk untuk panggilan. Saya meminta usul dan saran yang berguna demi pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan seminari kita. Kepada umat yang mempunyai dana atau materi lainnya, saya menyampaikan permohonan untuk memberikan bantuannya dengan murah hati, karena banyak 'Jantung Gereja' yang hampir tidak bisa berdenyut wajar. Akhirnya atas nama semua Uskup, rekan-rekan di Komisi Seminari KWI dan relawan-relawati Gerakan Orang Tua Asuh Untuk Seminari (GOTAUS), saya menghaturkan berganda terima kasih kepada semua donatur, atas segala yang telah dan akan diberikan demi peningkatan mutu pendidikan calon imam kita.” Hilarius Moa Nurak, SVD.

Tidak ada komentar: