VISI PAROKI:

Gereja Umat Allah yang dengan bimbingan Roh Kudus terus menerus membangun persekutuan sehati sejiwa, yang berpusat pada Yesus Kristus; berakar dalam komunitas jemaat Lingkungan, beriman mendalam, kokoh, dewasa, misioner dan memasyarakat

02 April 2009

AMBIL BAGIAN DALAM PEMILU 2009

Kita mengambil bagian dalam Pemilu sebagai warga Negara yang bertanggung jawab dan sekaligus sebagai warga Gereja yang taat kepada Tuhan, demikian seruan Para Uskup sebagai Waligereja Indonesia berkenaan dengan rangkaian Pemilu pada tahun ini.

Ada alasan untuk mengamini seruan para Uskup antara lain karena, pertama, Pemilu ketiga di era reformasi tahun kali ini berbeda dengan Pemilu sebelumnya. Pemilu tahun 1999 tidak mencerminkan kedaulatan rakyat, karena anggota DPR / DPRD dipilih oleh partai politik, demikian pula Presiden dan Wakilnya dipilih oleh partai politik. Pemilu tahun 2004 maju selangkah, karena anggota DPR / DPRD masih dipilih oleh partai politik, meskipun Presiden dan Wakilnya dipilih langsung. Pemilu tahun ini kita semua dapat memilih langsung anggota DPR / DPRD serta Presiden dan Wakilnya yang artinya terbuka peluang bahwa kedaulatan rakyat.

Kedua, Pemilu tahun ini berbeda dengan Pemilu di zaman Orde Baru sistemnya tidak taat azas langsung umum bebas dan rahasia. Di masa itu pilihan golput pantas karena sistem yang buruk. Kini sistem Pemilu sudah lebih baik, maka jika kita tidak ambil bagian aktif, maka akan tertinggal dan dipinggirkan. Romo Magnis Suseno, SJ mengatakan, “Kita tidak sedang memilih yang terbaik karena memang tidak ada yang cukup baik, namun kita menghindari yang lebih buruk”. Maka meskipun pesimis, sebagai orang beriman yang memiliki harapan kita patut menggunakan hak pilih kita agar hal yang buruk tidak menimpa kita.

Ketiga, patut diingat pula, jumlah umat Katolik di Indonesia memang kecil, 3,1 persen, yang ikut Pemilu ada kemungkinan jumlahnya lebih kecil. Maka dengan mengambil bagian dalam Pemilu, kita menunjukkan bahwa kita tidak mau pemerintah dan DPR menjadi lemah karena tidak didukung rakyat. Selain karena ada kemungkinan kecurangan jika kita tidak memanfaatkan hak pilih, hak itu akan dimenfaatkan untuk kepentingannya sendiri.

Pertanyaan yang sering muncul, kita memilih siapa? Jawabannya terbuka, kita memilih setiap orang atau partai yang sadar pluralisme, sadar kesetaraan dan sadar nasionalisme ke-Indonesiaan. Orang Katolik harus berpihak pada partai yang mengedepankan keutamaan demokrasi, seperti keadilan, kesetaraan dan kesejahteraan umum. Secara spesifik, pilihlah caleg atau partai yang nasionalis, apalagi mengingat jika partai tidak memenuhi 2,5 % suara akan terhapus. Dalam hal ini khusus bagi caleg Katolik hendaknya mengedepankan nilai-nilai tersebut sehingga pantas dipilih karena perjuangan nilai politik orang Katolik demi seluruh rakyat, demi kesejahteraan umum (bonum commune).
Cukup menggembirakan bahwa di Keuskupan Surabaya, khususnya di daerah pemilihan Surabaya-Sidoarjo ada 7 orang caleg untuk DPR RI, 11 orang caleg untuk DPRD I dan 5 orang caleg untuk DPRD II. Mereka ini yang diharapkan dapat memperjuangankan aspirasi umat dalam rangka memperjuangkan nilai kesejahteraan umum. Karena itu, seperti surat edaran Uskup Surabaya, maka gunakan hak pilih (tidak golput), dengan orientasi orang dan pilihlah caleg Katolik yang berkualitas dengan cerdas, sesuai hati nurani. Sehingga harapan hidup yang lebih baik kita semua dapat terwujud. Selamat mencontreng. (A. Luluk Widyawan, Pr)

Tidak ada komentar: